Kasus 4-1 Menegakkan Prinsip
1. Akuntansi yang
berlandaskan prinsip bertujuan untuk memenuhi tujuan
dari IFRS yaitu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan keterbandingan
laporan keuangan antar entitas secara global. Semakin aturan mengatur hal-hal
detail, maka aturan tersebut akan semakin memiliki banyak celah. Hal ini
mengakibatkan aturan akan menjadi semakin banyak lagi, untuk menutup
celah-celah lain. Hal ini akan berbeda jika aturan berbasis prinsip. Pengaturan
pada tingkat prinsip akan meliputi segala hal dibawahnya. Kelebihan utama
standar akuntansi yang berbasis prinsip adalah terletak pada pedoman umum yang
dapat diterapkan pada berbagai situasi, yang fleksibel dalam menghadapi
lingkungan yang baru. Namun kelemahannya, akan dibutuhkan penalaran, judgement,
dan pemahaman yang cukup mendalam dari pembaca aturan dalam menerapkannya.
Standar akuntansi yang berbasis
prinsip memuat prinsip-prinsip umum, yang mengandalkan pada interpretasi dan
pertimbangan penyusun laporan keuangan. Standar berbasis prinsip memuat pedoman
yang lebih umum yang dimulai dengan tujuan umum dan prinsip-prinsip tanpa
memberikan pedoman rinci. Hal ini menjadikan IFRS lebih sederhana dan lebih
fleskibel dalam persyaratan akuntansi dan pengungkapannya
Akuntansi
yang berlandaskan aturan memuat seperangkat
aturan, yang membatasi fleksibilitas dan penggunaan pertimbangan profesional.
Standar akuntansi yang berbasis aturan berisi pedoman rinci yang harus diikuti
ketika perusahaan menyiapkan laporan keuangan. Pedoman tersebut didasarkan pada
asumsi bahwa manajemen memerlukan pedoman yang menjamin bahwa transaksi
dilaporkan dengan tepat dan konsisten. Pedoman rinci tersebut menjadikan
standar tersebut lebih panjang dan lebih kompleks. Kelebihan standar ini karena
berisi aturan-aturan yang lebih rinci, maka standar tersebut lebih mudah untuk
diterapkan dan tidak memerlukan pertimbangan profesional. Adakalanya aturan
rinci ini lebih disukai karena kemungkinan terjadinya tuntutan hukum terhadap
akuntan lebih kecil. Ketiadaan aturan dapat mengakibatkan tuntutan hukum jika
akuntan tidak tepat dalam menggunakan pertimbangan profesionalnya. Standar
akuntansi yang berbasis aturan dipandang kurang fleksibel dalam menghadapi
perubahan lingkungan.
2. Karena
GAAP AS merupakan standar akuntansi yang rule based dan cukup powerful di
negaranya. Hal ini dikarenakan standar ini memang diciptakan dengan tujuan
untuk mengatur berbagai praktik akuntansi dan instrumen keuangan yang muncul di
Amerika. Kita tahu bahwa amerika adalah negara yang perekonomiannya menggunakan
liberalisme pasar (kapitalisme murni) yang mana perekonomiannya dikendalikan
oleh pasar (entitas penjual dan pembeli). Supaya perekonomian dan sumber daya
di Amerika dapat dikelola secara efektif dan efisien, maka entitas-entitas yang
menguasai pasar ini harus dikendalikan. Pengendalian ini menggunakan standar
akuntansi. Hal inilah yang menyebabkan Amerika memiliki pengaturan standar
akuntansi yang rigid dan powerful untuk praktik di negaranya, dan enggan untuk
melakukan konvergensi dengan IFRS (namun Amerika akhirnya setuju untuk
konvergensi pada tahun 2014).
Standar Akuntansi berbasis prinsip
tidak efektif di Amerika karena menurut prinsip standar akuntansi Inggris dan
Internasional lebih dari hanya berlandaskan prinsip daripada versi Amerika,
mereka kurang detail. Dan walaupun adanya perubahan aturan Inggris dan IASB
mereka telah bertambah luas pada tahun-tahun belakangan ini, sering dijadikan
inspirasi (jika itu kata tapatnya) oleh isi penyimpang standar Amerika.
3. Yang
dibutuhkan oleh Amerika Serikat untuk mengefektifkan standar berlandaskan
prinsip adalah mencoba mengesampingkan FASB dan mencoba untuk mementingkan
kebenaran dan keadilan mengingat bahwa akuntansi lebih dari sekedar aktivitas
sukarela, seperti persyaratan standar akuntansi berlandaskan prinsip.
4. Para
investor dan analis lebih baik bekerja dengan standar akuntansi berlandaskan
prinsip karena Standar akuntansi yang berbasis prinsip memuat prinsip-prinsip
umum, yang mengandalkan pada interpretasi dan pertimbangan penyusun laporan
keuangan. Standar berbasis prinsip memuat pedoman yang lebih umum yang dimulai
dengan tujuan umum dan prinsip-prinsip tanpa memberikan pedoman rinci. Hal ini
menjadikan IFRS lebih sederhana dan lebih fleskibel dalam persyaratan akuntansi
dan pengungkapannya. Standar akuntansi yang berbasis prinsip memberi dasar
konseptual bagi akuntan ketimbang daftar aturan rinci. Pada presentasinya di
Financial Executives International (2002), Robert Herz, Chairman of Financial
Accounting Standard Board (FASB) menjelaskan pendekatan yang berbasis prinsip.
Pendekatan berbasis prinsip dimulai dengan menetapkan tujuan utama pelaporan
dan kemudian memberikan pedoman yang menjelaskan tujuan tersebut dan
mengaitkannya dengan beberapa contoh. Dalam paper DiPiazza et al (2008),
standar akuntansi berbasis prinsip mempunyai karakteristik-karakteristik yang
diyakini sebagai unsur pelaporan keuangan yang berkualitas.
Karakteristik-karakteristik tersebut adalah:
·
Penyajian dengan sebenarnya (faithful
presentation) realitas ekonomi,
·
Responsif terhadap kebutuhan pengguna
laporan keuangan akan kejelasan dan transparansi
·
Konsisten dengan Kerangka Konseptual
·
Didasarkan pada lingkup yang ditentukan
dengan tepat yang ditujukan pada area akuntansi yang luas
·
Ditulis dengan bahasa yang jelas,
ringkas, dan sederhana
·
Memungkinkan penggunaan pertimbangan
yang masuk akal. Penyusun laporan keuangan harus mampu menggunakan pertimbangan
profesionalnya untuk melaporkan dengan sebenarnya substansi ekonomi perusahaan.
Standar akuntansi berdasarkan
prinsip juga lebih sederhana dibandingkan standar berbasis aturan. Walaupun
standar akuntansi prinsip memiliki beberapa kelemahan tetapi standar ini lebih
banyak digunakan di negara negara seperti Inggris .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar